Serie A Italia pada medio 90an menjadi salah satu tata surya sepakbola. Banyak pemain top yang berlabuh di kasta atas Negeri Pizza. Juventus, Inter Milan dan AC Milan lumayan masif mengamankan nama besar. Namun di luar tiga tim tersebut, tersemat Lazio yang tiba-tiba menyeruak ke permukaan.

Tangan dingin Sergio Cranotti kala memimpin klub dan kemudian Dino Zoff membuat banyak pemain bintang berdatangan ke Olimpico di medio 90an. Artikel ini akan membahas 3 pemain penting Lazio di era 90an yang menjadi pilar utama kesuksesan klub tersebut.

1. Pavel Nedved

Pavel Nedved datang ke Lazio pasca performa apiknya di Euro 1996 bersama Republik Ceko. Elang Roma harus menggelontorkan 4,6 juta Euro guna mengamankan jasanya dari Sparta Praha. Setelahnya, the Czech Cannon menjadi nyawa dari permainan tim di lini tengah.

Ia juga mampu mentas dalam 205 laga di di lintas kompetisi dan mendulang 51 gol serta 29 assist bagi klub. Namun dirinya pindah ke Juventus guna merekonstruski ulang tim. Nedved pergi pasca 5 tahun bergabung dengan mahar 45 juta Euro.

Di Juventus, ia sukses melanjutkan tradisi juara si Nyonya Tua mulai dari 2001 hingga 2009. Ia turut serta ke Serie B ketika Juve tersandung kasus Calciopoli. Sosok asal Ceko kemudian pensiun pada 2009 dan sempat menjabat posisi sebagai wakil Presiden Si Nyonya Tua.

2. Alessandro Nesta

Nesta merupakan jendral lini belakang Lazio yang juga merupakan produk dari akademi klub. Di era Zdenek Zeman, ia langsung diandalkan tim dan memimpin Lazio ketika usianya baru mencapai 21 tahun. Performa gemilangnya masih berlanjut di bawah kepemimpinan Eriksson.

Nesta sukses hantakan tim mendulang berbagai prestasi besar di medio 90an. Ia juga sempat main dalam 261 laga dan mendulang tiga gol. Kebersamaannya dengan Lazio harus rampung pada 2002 ketika ia dilego ke AC Milan dengan mahar 31 juta Euro.

Di Milan, karirnya terbilang prima. Berbagai prestasi termasuk Scudetto dan Liga Champions pernah direnguh. Ia sempat mentas selama 10 musim sebelum hengkang ke Amerika Serikat dan India. Saat ini, Nesta tengah menapaki karir manajerial dengan menukangi Monza per musim depan. Sebelumnya, ia sempat melatih Miami FC, Perugian hingga Reggina.

3. Juan Sebastian Veron

Juan Sebastian Veron merupakan salah satu rekrutan premium Lazio di akhir 90an. Sosok yang besar bersama AC Parma merapat ke Olimpico dengan mahar 30 juta Euro. Di Lazio, sinarnya masih memancar dengan bukukan 14 gol dan 22 asssist dalam 79 laga yang dimainkan di lintas kompetisi.

Veron kemudian dilego ke Manchester United dengan mahar 42 juta Euro. Meski valuasinya terbilang tinggi, ia tak bisa berbuat banyak di United besutan Sir Alex. Peruntungannya juga kurang mumpuni ketika membela Chelsea beberapa saat berselang.

Sosok asal Argentina kemudian pulang kampung ke Estudiantes la Plata yang merupakan tim masa kecilnya. Di sana, menghabiskan karir sebagai pesepakbola dan beralih menjadi Direktur Olahraga. Setelahnya, Veron kemudian menjadi Presiden tim masa kecilnya itu.

Ikon Sepak Bola Italia

Keberhasilan mereka di Lazio membantu membangun reputasi sebagai salah satu striker terbaik Italia pada masanya. Era 90an adalah periode yang penuh kejayaan bagi Lazio, dengan 3 pemain penting di era 90an yang memainkan peran kunci dalam kesuksesan klub. Kesuksesan mereka tidak hanya diukur dari jumlah trofi yang mereka menangkan, tetapi juga dari pengaruh mereka di lapangan dan warisan yang mereka tinggalkan bagi klub. Lazio di era 90an adalah tim yang kuat dan kompetitif, berkat kontribusi luar biasa dari ketiga pemain ini.

Dengan demikian, mengenang masa-masa kejayaan Lazio di era 90an tidaklah lengkap tanpa menyebutkan peran vital dari Nesta, Nedved dan Signori. Mereka adalah pahlawan sejati yang telah menorehkan sejarah emas bagi klub dan menjadi inspirasi bagi generasi pemain berikutnya.

By admin

Para pecinta sepak bola bisa memanfaatkan platform yang kami sediakan untuk mencari informasi seputar sepak bola dunia yang terupdate dan terlengkap di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *